Tenun Santa Maria Boro adalah salah satu industri tenun tradisional yang masih eksis hingga saat ini di tengah perkembangan zaman. Terletak di Boro, Banjarasri, Kalibawang, Kulon Progo, Yogyakarta, industri ini memiliki sejarah panjang dan merupakan bagian penting dari warisan budaya dan ekonomi daerah tersebut.
Industri Tenun Santa Maria Boro didirikan pada tahun 1927 oleh Romo J.B. Prenthaler SJ, seorang misionaris asal Austria yang bertugas di wilayah Kalibawang. Maksud dari pendirian industri ini adalah untuk memberikan kontribusi positif bagi kondisi sosial dan ekonomi masyarakat sekitar, dengan memberikan lapangan kerja dan meningkatkan keterampilan mereka.
Produk-produk Tenun Santa Maria Boro terdiri dari berbagai macam produk yang terbuat dari bahan katun, seperti kain pel, selimut, serbet, sarung, handuk, sprei, sarung bantal, lap tangan, lap piring, baju, dan jubah imam. Proses pembuatan produk ini menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM) yang masih mengandalkan tenaga manusia dengan menggunakan tangan dan kaki. Alat tenun tersebut telah didatangkan dari Belanda sejak pendirian industri ini dan tetap digunakan hingga saat ini.
Kualitas produk Tenun Santa Maria Boro terkenal baik dan tahan lama. Produk-produk ini banyak dimanfaatkan dalam berbagai sektor, seperti rumah sakit, seragam sekolah, komunitas biara, serta kebutuhan di hotel-hotel. Tidak hanya itu, produk-produk tersebut juga diminati oleh para kolektor dan penggemar tenun tradisional. Tenun Santa Maria Boro juga menerima pesanan khusus sesuai dengan keinginan pelanggan.
Sejak tahun 1950, Tenun Santa Maria Boro dikelola oleh Kongregasi Bruder St Perawan Maria Yang Dikandung Nirmala dari Maastricht (FIC). Kongregasi ini telah menginvestasikan modal untuk menjaga keberlangsungan industri tenun tradisional ini dan mendirikan Sekolah Teknik Tenun Boro sebagai pusat pembelajaran tentang pertenunan. Selain itu, kongregasi juga mendirikan pabrik sabun dan topi sebagai usaha sampingan.
Tenun Santa Maria Boro merupakan warisan budaya dan ekonomi yang patut dilestarikan. Industri ini tidak hanya menghasilkan produk berkualitas tinggi, tetapi juga memberdayakan masyarakat sekitar dan melestarikan tradisi tenun yang telah ada sejak masa kolonial Belanda. Keberadaan Tenun Santa Maria Boro juga menjadi daya tarik wisata di Kulon Progo, menawarkan pengalaman unik bagi pengunjung yang dapat melihat secara langsung proses pembuatan tenun tradisional.
Kisaran harga produk Tenun Santa Maria Boro bervariasi tergantung pada jenis, ukuran, dan desain produk. Secara umum, harga produk berkisar antara Rp 10.000 hingga Rp 200.000 per buah. Kualitas yang baik dan ketebalan produk menjadikannya lebih tahan lama dibandingkan dengan produk serupa yang ada di pasaran.
Untuk informasi lebih lanjut dan memesan produk Tenun Santa Maria Boro, kamu bisa hubungi kontak kami! Atau cek data Tenun Santa Maria Boro.